UP-DATE BERITA
BAGAI
MANA TANGGAPAN TEMAN-TEMAN SETELAH MEMBACA BERITA DI BAWAH INI, DAN BAGAI
MANAKAH JIKA SALAH SATU DARI ANGGOTA KELUARGA KITA MENGALAMI KEJADIAN INI
SYARAT PENGAJUAN MEMBERATKAN WARGA
Demi
mendapat layan jaminan kesehatan daerah,( Jamkesda ) Wahyudi ( 27 ) merelakan
hari rabunya. Sejak pukul 09.00 hingga pukul 15.00 WIB, ia mondar mandir demi mendapatkan fasilitas berobat gratis
untuk masalah sesak nafasnya, selama ini.
Mengenakan
sweater dan celana jeans hitam, wahyudi duduk tepat
disebalah loket pendaftaran Jakesda diAula kantor Dinas Kesehatan ( Diknes )
Kabupaten Bantul.sejak pukul 14.00 hingga 14.30 WIB, pekerja swasta itu tidak
pernah beranjak dari tempat duduknya.
Saat
menunggu wajahnya kuyu, duduknya
pun membungkuk, rupanya sudah
sejak pagi ia bolak balik ke berbagai instansi untuk mengurus administrasi
jamkesda.Bukan perjalanan yang singkat untuk bolak balik karena jarak dari
kampungnya ke pusat kabupaten bntul ia tempuh lebih dari 20 menit.
‘’sebenarnya gak sulit’ kalau tidak
dipersulit’’ ucap seorang warga yang sama dengan Wahyudi.
Wahyudi bercerita, keinginnya mengurus Jamkesda itu
karena selama ini ia menderita sesak nafas tiap malam.Tetapi ia bingung karena
tidak mempunyai jaminan kesehatan. Takut biayanya mahal.Oleh karena ituia
berinisiatif mengurus Jamkesda. Dengan harapan, ia bisa berobat gratis.
Sekita
pukul 09.00 ia berangkat ke kelurahan untuk mengurus surat keterangan miskin.
Kemudian meminta legalisir di kecamatan, setalah itu, ia ke puskesmas
Nah
, di sinilah ia mulai capek. Saat di puskesma untuk meminta surat rujukan ia
bingung kepada siapa. Karena bingung ia pun memilih menulis Kepada Jamkesda.
Sesampainya di Kantor Badan
Kesejahteraan Keluarga Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berancana ( BKKPPKB
) untuk mendaftarkan namanya di daftar penerima, ia langsung di salahkan.
‘’yang
bikin capek itu tidak diberitahu di mana salahnya, seharusnyakan di beritahu.
Namanya juga orang tidak tahu. Tadi malas di suruh cari sendiri’’, ucapnya.
Akibatnya
,ia harus membetulkan tulisan’’kepada’
itu menjadi RSUD penambahan senopati dengan menggunakan tipe-x ternyata ia disuruh
kembali ke puskesmas untuk meminta tulisan yang baru, tanpa penghapus. Alhasil,
sampai siang hari ia baru sampai di Kantor Dikns.
Wahyudi
berkata seharusnya ada semacam tulisan syarat-syarat administrasi di kantor itu
agar mengurus tidak bingung.Dari yabg ia perhatikan ,tidak ada sama sekali.
Kalaupun tidak ada seharusnya petugas melayani dengan ramah.
Kepala
Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) Jamkesda Dinkes Bantul, Bambang Agus Subekti
menjelaskan, pihaknya hanya bertugas menerima persyaratan administrasi. Untuk
urusan pendaftaran, itu BKK PP KB. Jika pihak disana telah mendaftarkan atau
memasukkan maka menggantinya UPTnya yang memproses Jamkesda seseorang.
TANGGAPAN DAN SARAN TEMAN-TEMAN TERHADAP BERITA DI ATAS, TULIS DI KOTAK
KOMENTAR…..
bloger baru,, yang semangat ya.. xixixi..
BalasHapusinsya allah kta akan lbih smngt lgi
BalasHapus